Welcome

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Arsitektur

Arsitektur
Curuk Lawe

UNNES'13

UNNES'13
Bandungan

PERENCANAAN SARANA PRASARANA PERMUKIMAN KELURAHAN SRONDOL KULON RW II Tahun 2014-2024

Selasa, 15 Juli 2014

BAB 1. PENDAHULUAN


       1.1 LATAR BELAKANG
Masalah peningkatan penduduk yang diikuti oleh peningkatan kebutuhan lapangan kerja dan fasilitas kehidupannya, masih dihadapi Indonesia dalam menjalani proses pembangunannya. Masalah lain yang timbul adalah untuk memenuhi kebutuhan dan  penyediaan fasilitas tersebut masih menghadapi kendala terbatasnya dana yang ada. Selain itu di daerah-daerah tertentu terutama di pulau Jawa dan Bali, penduduk mulai beralih mata pencaharian dari agraris ke non agraris karena keterbatasannya lahan pertanian, sehingga urbanisasi meningkat terutama di kota-kota besar.
Penduduk Indonesia pada tahun 2014 diperkirakan mencapai 250 juta jiwa, dengan pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahunnya.Pertumbuhan penduduk yang pesat tersebut tidak diimbangi dengan penyediaan perumahaan yang memadai.± 15% dari jumlah rumah yang dibutuhkan dapat disediakan oleh sektor formal (BUMN, swasta) dalam lingkungan yang direncanakan dan teratur , serta memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Kemudian + 85% disediakan oleh sektor informal, baik dibangun sendiri, ataupun membeli atau menyewa rumah-rumah yang dibangun oleh orang lain. Karena tidak tersedianya kapling-kapling tanah matang dalam lingkungan tempat tinggal atas tanah yang tidak direncanakan terlebih dahulu, sehingga terjadi lingkungan perumahan yang tidak teratur dantanpa sarana & prasarana yang memadai. Selain itu juga tidak adanya jalan-jalan yang teratur dan diperkeras, saluran-saluran pembuangan air hujan tidak dapat menampung volume/ debit air yang terbuang, kurangnnya fasilitas air bersih dan lahan pembuangan sampah yang memenuhi syarat.
Dalam laporan ini tersusun permasalahan sarana dan prasarana Kelurahan Srondol Kulon khususnya yang kami kaji adalah RW II dan 6 RT di dalamnya.Permasalahan diantaranya sarana pemerintahan, ibadah, pendidikan, perdagangan dan lain-lain.Termasuk didalamnya perencanaan yang dirancang sesuai kebutuhan masyarakat setempat yang menyelesaikan permasalahan sarana prasarana RW II Kelurahan Srondol Kulondan diselaraskan dengan standar dan peraturan pemerintah yang berlaku.
    1.2     RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang di atas, terdapat permasalahan yang akan kami bahas, diantaranya :
1.      Bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Kelurahan Srondol Kulon RW II?
2.      Bagaimana perancangan perumahan pemukiman yang tepat untuk daerah kelurahan Srondol Kulon RW II sesuai dengan SNI 03-1733-2004 dan Standard kepmen PU 534-2001yang berlaku?

       1.3     MAKSUD DAN TUJUAN
Dengan adanya permasalahan tersebut, maka perlu adanya perencanaan sarana prasarana dan referensi untuk membenahi pemukiman untuk Kelurahan Srondol Kulon RW IIdengan standar perencanaan pemukiman untuk tahun 2014 – 2024.

BAB 2. KONDISI EKSISTING


JUMLAH PENDUDUK KELURAHAN SRONDOL KULON RW II
Pada RW II Kelurahan Srondol Kulon pada tahun 2010 memiliki jumlah penduduk 955 jiwa dan memiliki 235 KK dengan 434 orang laki-laki dan 521 orang perempuan.
SARANA PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN UMUM
Pada area RW II terdapat kantor kelurahan di Jl.Portosari No.6, satu halaman dengan gedung PKK dan Balai Kelurahan. Selain kantor kelurahan, juga terdapat pos kamling yang letaknya tersebar di area RW II, pos kampling dikelola sendiri oleh pihak kampung yang diberi nama PAGUYUBAN POSKAMLING.
SARANA PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
Terdapat beberapa sarana pendidikan dan pembelajaran di area RW II, seperti TPQ, PAUD dan TK Buah Hati yang terletak di Jl. Setia Budi dengan pencapaian yang cukup mudah.
SARANA KESEHATAN
Di area RW II hanya terdapat posyandu yang bertempatan di masing-masing RT di RW II. Posyandu ini beroperasi tiap satu bulan satu kali yang bertempat di perwakilan rumah warga di masing-masing RT. Di RW II terdapat klinik dokter umum, dokter anak dan apotek.
SARANA PERIBADATAN
            Terdapat beberapa sarana peribadatan untuk umat muslim di area RW IIseperti mushola, sarana tersebut terletak di beberapa area yang berbeda, mushola terletak di area RT 3, RT 5 dan RT 6.
SARANA PERDAGANGAN DAN NIAGA
    Di dalam wilayah RW II ini terdapat banyak toko kelontong yang tersebar di ke-6 RT, sebagian besar sudah layak dari segi bangunan maupun segi pencapaian. Lalu ada Pasar, bisa dikatakan sebagai pusat kegiatan jual beli secara tradisional dalam lingkungan RW II, akan tetapi kondisi pasar disini tidak layak baik dari segi sampah maupun pembuangan limbah organik. Warung makan yang berada di lingkungan RW II sangat banyak dan beragam jenisnya, diantara banyaknya warung makan tersebut hanya sedikit yang bisa dibilang layak, baik dari segi kebersihan lingkungan, bangunan, maupun makanan. Di RW II ini juga terdapat bengkel motor dan mobil, bengkel tersebut bisa dikatakan tidak layak, karena meskipun dari segi bangunan terbilang layak, akan tetapi pembuangan limbah bengkel seperti oli dll, belum diolah sama sekali sehingga limbah tersebut langsung mencemari lingkungan sekitar.

SARANA KEBUDAYAAN DAN REKREASI
Di wilayah kelurahan Srondol Kulon ini termasuk wilayah perkampungan yang tergolong padat. Menyebabkan tidak adanya sarana kebudayaan dan kreasi dikampung ini karena tidak ada lahan kosong yang dipergunakan untuk sarana tersebut.
SARANA TERBUKA, TAMAN DAN OLAH RAGA
Di area RW II ini sangat kurang untuk sarana terbuka, taman dan arena olahraga. Kebanyakan anak-anak hanya bermain di jalan yang sangat membahayakan.
PRASARANA JARINGAN PERSAMPAHAN
Di wilayah RW II khususnya RT 1, 3, dan 4 ini menggunakan sistem angkut, sedangkan untuk warga RT 2 dan 4, pembuangan sampahnya dikumpulkan ke lahan pasar dengan membayar iuran setiap bulannya. Untuk RT 6, kebanyakan warganya membuang sampah di sungai atau dibakar dengan alasan tidak adanya TPS.
JARINGAN JALAN LINGKUNGAN
JARINGAN LISTRIK DAN TELEPON
JARINGAN AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

BAB 3. PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA PERUMAHAN PEMUKIMAN

                    Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS) yang telah ada di tahun 2010 dikalikan prosentase kenaikan jumlah penduduk di kawasan Srondol Kulon sejumlah 2% tiap tahunnya, maka prediksi untuk jumlah penduduk Kelurahan Srondol Kulon tahun 2024 yaitu :
(955+((955 x 2%) x 14)) = ±1223 jiwa
3.1 SARANA PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN UMUM 
RW II belum mempunyai fasilitas yang digunakan untuk kegiatan berkumpul warga sehingga, sehingga kantor kelurahan di RW II akan ditinggikan menjadi 2lantai dimana lantai 1 untuk ruang serbaguna warga dan lantai 2 untuk kantor kelurahan. Ruang serbaguna ini bisa digunakan ketika ada perkumpulan warga atau ada hajatan, karena selama ini warga memakai jalan untuk tempat hajatan/ acara lainnya sehingga jalan ditutup dan mengganggu pengguna jalan.
Untuk sarana pelayanan umum seperti pos hansip, di RW II terdapat sebuah pos pengamanan keliling, sehingga memenuhi standar yang telah ditentukan. 
Berdasarkan acuan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Pemukiman, dalam satu RW minimal harus memiliki sarana pemerintahan dan pelayanan umum sebagai berikut :
Jadi untuk sarana pemerintahan dan pelayanan umum, Kelurahan Srondol Kulon RW II belum memerlukan perencanaan tersebut, dikarenakan jumlah penduduk yang belum mencapai kriteria daya dukung dari kesemua jenis sarana yang diperlukan dalam satu kawasan suatu RW.
3.2   SARANA PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN
               Dari hasil survey yang kami dapat, sarana pendidikan dan pembelajaran di  areaRW II sudah tercukupi, sehingga kami tidak melakukan perencanaan sarana untuk Pendidikan dan Pembelajaran,karena sudah ada sarana pendidikan tingkat TK. Sedangkan untuk SD, SMP dan SMU berada di wilayah RW lain, masih satu lingkup Kelurahan Srondol Kulon dan jumlah daya dukungnya masih mencukupi dari kriteria yang ditetapkan di SNI
                 3.3 SARANA KESEHATAN
                               Dari hasil survey yang kami dapat, sarana kesehatan sudah tercukupi.
               3.4 SARANA PERIBADATAN
                              Sarana peribadatan di RW II dari hasil survey yang kami peroleh ada 2 musholla, dan berhubung jumlah penduduk berjumlah ±1223 jiwa dan 1 musholla mampu menampung 250 penduduk, maka perlu perencanaan 5 musholla untuk dapat menampung penduduk-penduduk nantinya.
               3.5 SARANA PERTOKOAN DAN PERNIAGAAN
                      Sarana pertokoan dan perniagaan yang ada di RW II sudah sangat memadai, jumlahnya berkisar ±10-15 toko. Namun ada beberapa catatan, yaitu mengenai aksesibilitas, kebersihan, dan area parkir pada kawasan pertokoan dan perniagaan tersebut.
               3.6 SARANA KEBUDAYAAN DAN REKREASI
                    Belum adanya sarana kebudayaan dan rekreasi di tempat ini dan keterbatasan lahan di wilayah ini, membuat kami merencanakan sarana tersebut dengan memanfaatkan kantor Kelurahan.Kantor Kelurahan akan dibangun menjadi 2 lantai. Jadi kami akan memanfaatkan lantai 1 untuk sarana kebudayaan dan rekreasi dan lantai 2 sebagai kantor. 
               3.7 SARANA TERBUKA, TAMAN dan OLAHRAGA
               Untuk sarana olah raga kami juga akan memanfaatkan kantor Kelurahan yang akan dibangun menjadi 2 lantai. Dan juga akan menggunakan lantai 1 untuk sarana terbuka dan olah raga. Untuk penyediaan taman kami merencanakan ada 12 taman yang tersebar di RW II Kelurahan Srondol Kulon, dikarenakan tidak adanya taman sebagai tempat berkumpul di RW II.
          3.8 PRASARANA JARINGAN PERSAMPAHAN
                 Dalam prasarana jaringan persampahan ini kami akan tetap mempertahankan sistem pengangkutan tersebut.
Kami juga akan merencanakan membangun bank sampah, yang nantinya akan dikelola oleh warga setempat untuk menambah pendapatan mereka.







Bentuk-Bentuk Arsitektural Selaku Simbol Kosmologis

Selasa, 03 Juni 2014




      Keindahan adalah sesuatu pernyataan yang relatif dinyatakan oleh seseorang kepada suatu hal, dan tidak semua pernyataan itu sama antar satu dan yang lainnya. Mengapa demikian ? karena penilaian suatu hal bukan hanya berdasarkan objek tetapi juga subjeknya. Contohnya, penilaian terhadap kecantikan seseorang. Tidak semua orang mengatakan (sebut saja A) bahwa A itu cantik karena parasnya yang anggun. Akan tetapi berbeda dengan orang yang lainnya, bisa saja orang lain dapat menilai si A adalah orang yang biasa saja. Contoh lain, bisa kita lihat di suatu tempat ada sebuah suku padaung di Birma yang menyatakan seorang wanita cantik adalah dari seberapa panjang leher wanita tersebut, hal ini dapat dinyatakan bahwa sebuah keindahan/kecantikan fleksibel dan estetis (tidak pasti).

Pernyataan indah atau buruk itu tidak akan sama bagi semua orang. Dari cara menikmati sebuah hidangan (cita rasa), menilai keindahan suatu hal, sifat seseorang, dan lain sebagainya. Maka dari itu  ukuran-ukuran nilai indah-buruk yang dimiliki masyarakat-masyarakat di masa silam, kita tidak bisa mengerti penilaian mereka mengenai benda atau sesuatu yang telah dibuat oleh masyarakat-masyarakat pada masa silam. Misalnya pendapat kita terhadap sebuah candi Borobudur adalah sebuah canti yang elegant, indah dan menarik, tapi itu hanya pendapat kita, bukan pendapat orang lain yang belum tentu sama. Padahal dari awalnya, nenek moyang tidaklah mencari sebuah keindahannya saja, namun untuk ke khusyukan beribadahnya yang ber-dunia khusus. Dasarnya pada tahap primer orang berpikir dan bercita rasa dalam alam penghayatan kosmis dan mistis, atau agama. Tidak estetis yang memiliki makna penilaian sifat dianggap indah melalui segi sebuah kenikmatan.


 
Meru-meru dibangun oleh orang Bali bukan pertama-tama karena meru itu indah dan dapat menyedapkan pemandangan, tetapi meru dibangun dan hanya dengan bentuk seperti itu, karena itu merupakan tuntutan agama. Asas-asas rohanilah yang menghendaki bentuk itu.



Seperti juga orang yang mengadakan pertunjukan wayang, pertunjukan tersebut dilakukan hanya sebagai penuaian kewajiban kepercayaan/keagamaan, demi keselamatan kehidupan dan penghidupan manusia, keluarga, atau masyarakat. Atau dengan sebutan lain “Mitologis”


Patung Durga di Candi Singosari , yang sekarang berada di Museum Leiden , Belanda yang menarikan tarian gerak alam semesta. Berbeda dengan patung gadis-gadis yang menari di Gedung Opera Paris yang hanya sebagai kenikmatan estetis. yang terdahulu adalah tanda sarana mitis penghadiran suatu tarian kosmologis gaib yang menentukan mati-hidup-alam-manusia, dan yang akhir hanya mengungkapkan kegembiraan lugas belaka.


Jadi dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam memaknai sebuah bentuk, dan sifat suatu hal jangan asal memberikan predikat ciri keagamaan tertentu. Misal Negara yang terkenal seperti Jerman, Belanda, dan lain sebagainya adalah tempat yang dijadikan sebagai maroko atau menara gereja katholik, sebuah kubahan identik dengan masjid untuk umat Islam, dan lain sebagainya. Arsitektur sakral yang khas cocok dengan sebuah kebudayaan yang ada ditempat tersebut.





Rumah di Bukit Picu Banjir

Selasa, 13 Mei 2014



Jalan Dadapsari Raya, Tembalang, Kota Semarang ambles akibat talut saluran tergerus derasnya air dari Bukit Durenan, Perbukitan Mangunharjo, Tembalang.
SEMARANG– Maraknya pembangunan perumahan di Bukit Durenan kawasan perbukitan Mangunharjo, Tembalang, Kota Semarang dituding menjadi penyebab banjir yang melanda perumahan penduduk di bawah bukit.

Gelontoran air dari Bukit Durenan yang tidak tertampung di drainase Jalan Prof Soedarso atau Jalan Sendangmulyo Raya tersebut juga merusak fasilitas umum warga.

“Setiap hujan datang, rumah kami pasti tergenang sekitar betis kaki. Banjir ada sejak bukit itu banyak dibangun perumahan,” kata Jumpeno, 50, warga Kampung Dadapan, RT 6/RW 2, Sendangmulyo, Tembalang, kemarin. Pasiran, Seksi Pembangunan RW 2, mengatakan, setidaknya ada 10 rumah warga yang kebanjiran setiap datang hujan. “Delapan ada di Kampung Dadapan Sendangmulyo, dua lagi di perumahan Taman Seruni Residance,” ujarnya. Derasnya luapan air dari Bukit Durenan juga telah merusak tanggul drainase yang ada di pinggir Jalan Dadapsari Raya.

Akibatnya di beberapa titik di badan jalan mengalami ambles dan membahayakan pengguna jalan. Tak hanya itu, area persawahan di sekitar Jalan Dadapsari turut tergenang “Air dari atas (bukit) masuk ke saluran air di Jalan Sendangmulyo Raya kemudian menuju saluran di Jalan Dadapsari Raya. Karena drainasenya kecil, air meluber ke kawasan sekitar, termasuk merusak tanggul dan Jalan Dadapsari Raya,” paparnya. Warga sebenarnya sudah meminta kepada pengembang di Bukit Durenan untuk menormalisasi saluran air Jalan Sendangmulyo Raya. Namun hingga saat ini belum ada kepastian kesanggupan.

“Setidaknya para pengembang ini bisa memperhatikan kondisi sekitar. Sebab, kenyataannya banjir ini muncul setelah mereka membangun perumahan di bukit sebelah barat kampung kami tersebut,” ujarnya. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kecamatan Tembalang Febriyanto menilai banyaknya pembangunan perumahan di kawasan perbukitan Mangunharjo menjadi bukti tidak komitmennya Pemkot Semarang dalam penataan tata ruang kota.

Semestinya, perbukitan Mangunharjo yang merupakan kawasan resapan air tidak dimanfaatkan secara bebas untuk pembangunan fisik. “Dan Pemkot Semarang, dalam hal ini Satpol PP harus bertindak tegas karena adanya perumahan di Bukit Durenan menyebabkan banjir bagi lingkungan sekitar. Perlu dicek perizinan yang ada, mulai amdal hingga IMB, termasuk penyediaan fasilitas umum seperti drainase kawasan apakah sudah sesuai aturan atau belum,” katanya.

Sonata, perwakilan Perumahan Bukit Graha Bukit Asri (BGBA), menolak dituding sebagai satu-satunya developer yang memicu banjir. “Di bukit ini, pengembang perumahan bukan hanya kami,” ujarnya. Pihaknya siap bermusyawarah dengan warga terkait rencana normalisasi saluran. “Dan tentunya pengembang lain yang ada di bukit juga harus dimintai pertanggungjawaban,” tandasnya. Sejak perumahan dibangun setahun lalu, BGBA sebenarnya telah menawarkan pembuatan saluran crossing di Jalan Dadapsari Raya untuk mengantisipasi luapan air dari saluran Jalan Sendangmulyo Raya.

“Tapi rencana itu ditolak oleh salah satu warga yang tinggal dekat Jalan Dadapsari Raya. Akhirnya sampai sekarang tidak ada solusi atas banjir tersebut,” ujarnya. agus joko



Tanggapan : 
    Pembangunan perumahan sekarang ini masih marak beredar, dari tempat yang awalnya sebuah bukit, maupun sebuah tempat yang awalnya hijau, sekarang menjadi gersang karena yang dulunya adalah tempat resapan air dan penghijauan sekarang sudah berubah menjadi perumahan. Dari perumahan yang ukuran standard sampai perumahan elite pun sekarang sudah ada dimana mana, salah satunya di daerah kecamatan Tembalang.
    Pemerintah Kota Semarang seharusnya memperketat perijinan pembangunan perumahan, supaya pembangunan perumahan juga harus memikirkan dampak dari pembangunan tersebut. Dari dampak tadi, seharusnya tidak boleh ada yang dirugikan.Selain itu Dinas Tata Kota dan permukiman harus melakukan pengawasan pembangunan perumahan yang ada di Kota Semarang.

Mind Map Perancangan Rumah Tinggal

Sabtu, 03 Mei 2014




Penggunaan mind map dapat diterapkan dalam menentukan konsep perancangan arsitektur. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sebuah konsep perancangan arsitektur. Hal-hal tersebut diantaranya TOR (Term Of Reference), Lokasi, Zoning, Pendekatan Desain, dan hasil akhirnya adalah Desain.

1. TOR berfungsi dalam membantu kita untuk membuat sebuah konsep perancangan secara wawasan atau teoritis. Sub konsep perancangan yang terdapat pada TOR ialah Statement (Pernyataan) yang sebenarnya masih bisa dijabarkan ke sub-sub yang lebih spesifik. Dalam statement terdapat penjabaran antara lain yaitu pengertian, latar belakang, tujuan, serta batasan. Pengertian mengandung teori atau makna yang mendasari sebuah bangunan yang akan kita rancang misalnya pengertian rumah, gedung, mall, toko, fasilitas umum, dll. Latar belakang menjelaskan hal-hal apa saja yang melatar belakangi kita sehingga kita dituntut untuk merancang sebuah bangunan yang diinginkan, sedangkan maksud dan tujuan kita mendesain sebuah bangunan dijelaskan dalam bagian tujuan. Selain, itu batasan menjelaskan hal-hal fisik maupun non-fisik yang membatasi konsep rancangan arsitektural kita.

2. Lokasi merupakan hal yang sangat penting untuk membantu kita dalam menentukan konsep bangunan yang kita rancang nantinya karena lokasi sangat mempengaruhi terhadap karakteristik desain bangunan yang akan dibangun. Sub konsep perancangan yang terdapat pada lokasi ialah analisa non fisik dan analisa fisik. Analisa non fisik ialah analisa yang berkaitan dengan kenyataan kondisi di sekitar site yang terdiri dari tingkat kebisingan di sekitar site, aksesbilitas, pencahayaan sinar matahari, serta pemandangan (view) di sekitar site. Untuk analisa fisik ialah analisa yang berkaitan dengan kebutuhan ruang yang akan kita perlukan nantinya dalam mendesain sebuah bangunan. Analisa fisik dapat dicari dengan mengidentifikasi aktivitas pelaku sehingga tercipta kebutuhan ruang, persyaratan ruang, besaran ruang, pola hubungan ruang, dan yang terakhir organisasi ruang.

3. Zoning diperlukan untuk membagi dan menentukan area-area mana saja yang nantinya digunakan untuk ruang publik, ruang semi publik, ruang private, dan ruang service. Ruang-ruang yang terbagi berdasarkan zoning bergantung pada aspek-aspek yang dijadikan sebagai parameter penentuan area zoning tersebut yaitu aspek analisa fisik yang terdiri dari tingkat kebisingan, aksesbilitas, pencahayaan, dan pemandangan. Dalam menentukan zoning langkah pertama yaitu mengidentifikasi input setiap aspek tersebut, kemudian memprosesnya sehingga menghasilkan zoning dari masing-masing aspek tersebut (kebisingan, aksesbilitas, pencahayaan, dan view). Hasil zoning dari masing-masing aspek tersebut kita simpulkan sehingga memperoleh hasil akhir zoning (zoning final) yang nantinya berguna untuk menentukan area publik,semi-publik,privat, dan servis.

4. Pendekatan desain diperlukan untuk menentukan bagaimana bentuk dan karakteristik arsitektural yang nantinya akan kita bangun. Dalam menentukan pendekatan desain, kita perlu melakukan pendekatan-pendekatan terhadap hal-hal yang nantinya akan kita pertimbangkan yaitu gubahan massa, ekpresi arsitektural, material, dan struktur. Gubahan masa berkenaan dengan volume bangunan secara keseluruhan, secara teknis bentuk gubahan massa akan mengikuti bentuk denah tetapi kalau perlu kita juga bisa sedikit memodifikasi gubahan massa sesuai dengan ciri khas dan keinginan. Untuk ekspresi arsitektural, kita bisa bermain-main dengan material ataupun struktur bangunan tertentu yang nantinya akan menonjolkan suatu karakteristik bangunan yang khas, unik, menarik, dan estetik.

5. Setelah selesai dengan penentuan konsep melalui hal-hal di atas (TOR, Lokasi, Zoning, dan Pendekatan Desain), maka tahap terakhir dalam menuntaskan konsep perancangan adalah membuat gambar pra-rancangan atau gambar desain. Gambar-gambar desain ini mewakili gambar denah, situasi, potongan, tampak, detail arsitektural, serta gambar-gambar pra-rancangan lainnya yang nantinya diperlukan untuk tahap pelaksanaan.

Mind Map Berguna di Dunia Arsitektur

Kamis, 17 April 2014



    Mind-mapping ini metode yang berfungsi memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan kirinya secara simultan. Mind-mapping mulai diperkenalkan oleh Tony Buzan, ahli pengembangan potensi manusia asal Inggris, di tahun 1974. Penerapan mind-mapping sebenarnya sudah cukup banyak dipraktikkan. Beberapa di antaranya dalam cakupan kegiatan seperti : manajemen organisasi, pembelajaran, pengembangan diri, bahkan sampai ke bidang penulisan.
    Mind mapping itu bisa menjadi salah satu solusi apabila susah mendapatkan sebuah ide. Tema yang besar bisa kita tulis menjadi cabang cabang dari tema tersebut. Dan cabang-cabang tadi bisa mendapatkan banyak tema yang bisa kita eksplor ke sebuah tulisan. Dengan Mind Map, siswa diajak untuk mengkonstruksi pengetahuan secara kreatif, sesuai dengan apa yang dipahaminya masing-masing, bukan menjiplak pengetahuan secara membabi-buta.
    Membaca sebuah tulisan pada mind-mapping lebih menarik dan lebih cepat dicerna daripada membaca sebuah buku yang dimana isinya hanya sebuah tulisan tanpa ada hiasan yang menarik yang membuat munculnya ketertarikan membacanya. Disini saya sebagai seorang mahasiswa teknik arsitektur,  sebenarnya saya sendiri lebih suka lihat meeting yang penyampaian materinya digambar-gambar membentuk pola dan garis. Dari satu tema utama yang mau disampaikan sampai ke step-step/cabang-cabang untuk mewujudkan si tema utama tersebut. Lebih mudah dimengerti, dan jadi lebih mudah diingat, karena letak, warna dan kata-kata di dalamnya jadi lebih lama menempel di otak.
    Mind map sangat berguna bagi saya ketika membuat konsep sebuah perencanaan rumah tinggal yang akan didesain semenarik mungkin dengan tema tertentu. Dalam mendesain tidak hanya ide artistik saja yang diandalkan, tetapi juga konstruksinya harus benar. Jadi mendesain rumah tinggal tidak semudah membalikkan telapak tangan. 
                                           
 










Jadi, kalau freelancers lagi pada bingung mengatur diri dan organisasinya buat menyelesaikan proyekan yang semakin hari semakin dekat masa deadline, hey don’t worry be happy! Buat saja mind-mapping semacam road map apa saja yang diinginkan (tujuan) dan apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkan si keinginan tersebut (cara). Dan proyek pun dapat berjalan dan selesai dengan optimal.