Welcome

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!

Arsitektur

Arsitektur
Curuk Lawe

UNNES'13

UNNES'13
Bandungan

Bentuk-Bentuk Arsitektural Selaku Simbol Kosmologis

Selasa, 03 Juni 2014




      Keindahan adalah sesuatu pernyataan yang relatif dinyatakan oleh seseorang kepada suatu hal, dan tidak semua pernyataan itu sama antar satu dan yang lainnya. Mengapa demikian ? karena penilaian suatu hal bukan hanya berdasarkan objek tetapi juga subjeknya. Contohnya, penilaian terhadap kecantikan seseorang. Tidak semua orang mengatakan (sebut saja A) bahwa A itu cantik karena parasnya yang anggun. Akan tetapi berbeda dengan orang yang lainnya, bisa saja orang lain dapat menilai si A adalah orang yang biasa saja. Contoh lain, bisa kita lihat di suatu tempat ada sebuah suku padaung di Birma yang menyatakan seorang wanita cantik adalah dari seberapa panjang leher wanita tersebut, hal ini dapat dinyatakan bahwa sebuah keindahan/kecantikan fleksibel dan estetis (tidak pasti).

Pernyataan indah atau buruk itu tidak akan sama bagi semua orang. Dari cara menikmati sebuah hidangan (cita rasa), menilai keindahan suatu hal, sifat seseorang, dan lain sebagainya. Maka dari itu  ukuran-ukuran nilai indah-buruk yang dimiliki masyarakat-masyarakat di masa silam, kita tidak bisa mengerti penilaian mereka mengenai benda atau sesuatu yang telah dibuat oleh masyarakat-masyarakat pada masa silam. Misalnya pendapat kita terhadap sebuah candi Borobudur adalah sebuah canti yang elegant, indah dan menarik, tapi itu hanya pendapat kita, bukan pendapat orang lain yang belum tentu sama. Padahal dari awalnya, nenek moyang tidaklah mencari sebuah keindahannya saja, namun untuk ke khusyukan beribadahnya yang ber-dunia khusus. Dasarnya pada tahap primer orang berpikir dan bercita rasa dalam alam penghayatan kosmis dan mistis, atau agama. Tidak estetis yang memiliki makna penilaian sifat dianggap indah melalui segi sebuah kenikmatan.


 
Meru-meru dibangun oleh orang Bali bukan pertama-tama karena meru itu indah dan dapat menyedapkan pemandangan, tetapi meru dibangun dan hanya dengan bentuk seperti itu, karena itu merupakan tuntutan agama. Asas-asas rohanilah yang menghendaki bentuk itu.



Seperti juga orang yang mengadakan pertunjukan wayang, pertunjukan tersebut dilakukan hanya sebagai penuaian kewajiban kepercayaan/keagamaan, demi keselamatan kehidupan dan penghidupan manusia, keluarga, atau masyarakat. Atau dengan sebutan lain “Mitologis”


Patung Durga di Candi Singosari , yang sekarang berada di Museum Leiden , Belanda yang menarikan tarian gerak alam semesta. Berbeda dengan patung gadis-gadis yang menari di Gedung Opera Paris yang hanya sebagai kenikmatan estetis. yang terdahulu adalah tanda sarana mitis penghadiran suatu tarian kosmologis gaib yang menentukan mati-hidup-alam-manusia, dan yang akhir hanya mengungkapkan kegembiraan lugas belaka.


Jadi dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam memaknai sebuah bentuk, dan sifat suatu hal jangan asal memberikan predikat ciri keagamaan tertentu. Misal Negara yang terkenal seperti Jerman, Belanda, dan lain sebagainya adalah tempat yang dijadikan sebagai maroko atau menara gereja katholik, sebuah kubahan identik dengan masjid untuk umat Islam, dan lain sebagainya. Arsitektur sakral yang khas cocok dengan sebuah kebudayaan yang ada ditempat tersebut.





0 komentar:

Posting Komentar