Arsitek adalah orang
yang merancang bangunan yang meninggikan efek seni dalam bangunan dari pencipta
rancangan tersebut. Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau
wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar
pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah
dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki
hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi
penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan
atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.
Di sisi
lain ada juga yang disebut Arsitektur. Arsitektur adalah ilmu dan seni perencanaan dan perancangan
lingkungan binaan (artefak), mulai dari lingkup makro—seperti perencaan dan
perancangan kota, kawasan, lingkungan, dan lansekap—hingga lingkup
mikro—seperti perencanaan dan perancangan bangunan, interior, perabot, dan
produk. Dalam arti yang sempit, arsitektur sering kali diartikan sebagai ilmu
dan seni perencanaan dan perancangan bangunan. Dalam pengertian lain, istilah
“arsitektur” sering juga dipergunakan untuk menggantikan istilah “hasil-hasil
proses perancangan”.
Membahas tentang arsitektur,
serasa bernostalgia mengingat dahulu arsitektur itu prodi yang selama ini orang
tua berusaha membujuk saya untuk tidak
memilihnya. Karena apa ? orang tua berpikirnya aku itu seorang cewek, masak iya
sih jadi seorang arsitek ? mana sempat buat dirumah ? mana tahan dengan tugas
yang seambrek ? yaps... itu salah tiganya. Namun sedikit demi sedikit, orang
tua mengerti, dengan semua penjelasan yang saya berikan kepada mereka.
Awalnya saya memilih prodi arsitektur karena saya suka
melihat gambar bangunan kakek saya ketika beliau sedang bekerja dulu, selain
itu saya hobi menggambar. Namun saya sangat lemah dalam bidang menghitung, maka
dari itu saya tidak memilih teknik sipil dan akhirnya saya memilih prodi
arsitektur. Saat SNMPTN undangan saya mendaftar
di UNNES jurusan teknik
arsitektur dan teknik informatika, UNDIP teknik informatika dan kesehatan
masyarakat. Namun saya tidak lolos dalam seleksi SNMPTN. Itu semua membuat saya
sempat drop. Dan malas untuk belajar lagi. Saya sempat mendaftar beberapa
gelombang diPOLINES, dari yang jurusan IPA sampai IPS pun sudah saya coba. Namun
tetap sama. Yaps, coba lagi.
Drop ? pasti. Sampai saya mendaftar disebuah Universitas
Katholik, dan saya lolos di prodi Arsitektur. Akan tetapi, papah memberikan
penjelasan agar saya mau mengikuti SMBPTN (ujian Tulis). Akhirnya saya turuti. Sebelum
SBMPTN saya les pada sebuah bimbingan belajar. Dulu, ketika akan mendaftar
SBMPTN diharapkan konsultasi pada guru les saya yang lebih berpengalaman, tapi
tak terduga jawaban yang keluar pada kata katanya ketika saya menjawab
pertanyaan “kamu mau pilih prodi apa ?”, katanya. “Arsitektur. Saya ingin
sekali masuk arsitektur”,jawab saya. “Kamu nggak bakal bisa masuk sana”,
jawabnya. Rasanya..... sakit? Pasti. Maka dari itu saya coba buktikan bahwa
saya bisa, harus ! Dan setelah saatnya SBMPTN saya tetap memilih arsitektur di
UNNES. Dan Alhamdulillah saya lolos di Arsitektur. Sebenarnya masih banyak lagi
kata orang yang merendahkan saya. Namun jadikan sebuah ungkapan pedas seseorang
adalah motivator untuk kita.
Prodi Arsitektur , di sini saya mulai mengerti semua
kekhawatiran orangtua dulu. Ternyata tidak mudah, ya memang sangat tidak mudah.
Namun disini saya mulai mengerti cara membuat denah, potongan, mendesain rumah,
asistensi dengan beberapa dosen yang jalan pikirannya tidak selalu sama,
membuat tugas sampai lembur, sering mendapatkan komentar yang pedes waktu
mengumpulkan tugas, dan masih banyak lagi. Kuliah yang selama ini saya pikirkan
adalah berangkat siang, tugas sedikit, banyak jam main, dan semuanya yang enak
enak itu semua di rotasi dan digulung gulung di prodi ini. Semua hampir 180⁰ bedanya.
Arsitektur di UNNES saya harap ketika lulus nanti sudah
terakreditasi. Sehingga semua orang itu tahu kalau di UNNES itu ada arsitektur
juga. Jadi tidak perlu menjelaskan kalau diUNNES ada Teknik Arsitektur. Jadi
arsitek ? itu sudah keinginan mutlak hampir sebagian mahasiswa Arsitektur. Yang
berharap terwujud. Aamiin.
Puas itu boleh. Tapi jangan terlalu cepat. Motivator bukan hanya
orang yang berdiri didepan kita untuk menjelaskan cara menghadapi masalah yang
ada, tapi motivator adalah sesuatu apapun yang membuat kita lebih penasaran,
tidak cepat puas, ingin lebih dan lebih, namun tetap tidak lupa dengan sang
maha pencipta.
0 komentar:
Posting Komentar